Atan Cili Puluhan Tahun Menempati Rumah Reot

Jumat, 17 Mei 2019 | 19:43:36 WIB

Metroterkini.com - Di zaman yang serba milinial ini, ternyata masih banyak keluarga yang kurang mampu, seperti yang menimpa Atan Cili dari Tanjung Rukam Panipahan Darat Kecamatan Pasir Limau Kapas Rokan Hilir Riau. Keluarga ini menempati rumah atau gubuk kayu yang reot menunggu roboh.

Rumah gubuk reyot ini berada di Jalan Tanjung Rukam Dusun 06. RW 13 RT 05, ditempati satu Kepala Keluarga (KK) yang berjumlah empat orang yang sudah puluhan tahun menempati gubuk tua di Desa Kepenghuluan Panipahan Darat Kecamatan Pasir Limau  Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau. Rumah gubuk ini dibangun diatas tanah milik pribadi dan tidak menumpang di tanah orang lain.

Atan Cili (55 tahun) adalah suami,dari Inap (39), sehari-hari hanya mengandalkan tangkapan burung liar dan menjualnya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Beban untuk menghidupi keluaga dengan pekerjaan menangkap burung cukup berat untuk keluarga ini.

Atan Cili, selain harus menghidupi dirinya dan istrinya, juga harus memberikan nafkah kepada anak-anaknya meski snak sudah dewasa. Sementara satu anaknya sudah menikah, dan satu lagi sudah bekerja.

Keluarga Atan Cili akan basah saat hujan dan kepanasan saat matahari menerpa karena atap gubuk tersebut sebagian sudah hancur.  Tak mengenal siang atau malam, dia dan istrinya harus ekstra siaga menjaga anak-anaknya dari air hujan yang merangsak masuk melalui cela-cela atap rumahnya.

Atap rumah Atan Cili ini berukuran 4 x 6 meter sebagian menggunakan atap daun nipah, tanpa penerangan listrik dan mereka masih menggunakan lampu minyak tanah.

"Kami sudah hampir puluhan tahun tinggal disini. Kami hanya bisa meminta ada perhatian dari pemerintah setempat, seperti Camat dan Kepala Desa," ujar Atan.

Terlihat dalam gubuk ini ada tempat untuk tidur di sampingnya tungku masak (dapur). Wajar saja, selama ini Atan memakai kayu bakar untuk kebutuhan memasak. Keluarga ini tidak mendapatkan program gas elpiji. Bisa dibayangkan, ketika memasak banyak asap yang dihasilkan dan terhirup, selain menimbulkan penyakit bisa di seluruh bagian gubuk yang berukukuran 4 x 6 meter ini tampak hitam.

"Sudah puluhan tahun kami menempati disini, yang saya urus. Setiap malam kami berhimpitan, karena kami hanya memiliki satu tempat tidur saja,” keluhnya.

Meskipun kesulitan ekonomi, Atan belum pernah mengemis kepada tetangga maupun kepada orang lain,Selama ini ia hanya mengandalkan dengan tenaga banteng tulangnya untuk menghidupi keluarga.

Gubuk yang terbuat dari kayu ini,  sudah lapuk dan nyaris roboh Semua sisi rumah terlihat bocor dan rusak dan sebagian ada hanya terikat tali dan juga di samping rumah di sokong dengan kayu penyanggah yang kapan saja bisa tumbang.

Atan Cili mengaku takut bila terjadi hujan deras dan rumahnya roboh menimpa dirinya. Sementara di dalam rumah, tidak terlihat adanya perabotan, seperti ranjang, elektronik dan alat untuk memasak.

Dalam rumah ini hanya terlihat sebuah tikar yang digunakansehari-hari sebagai tempat tidur, serta sejumlah kain lusuh.

Tak hanya itu, warga asli  Tanjung Rukam ini juga tak mampu membuat rumah karena keterbatasan ekonomi. Untuk itu diharapkan kepada semua pihak bisa memberikan bantauan terutama pemerintah Rokan Hilir. [mus]

Terkini