Metroterkini.com - Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama (PP Fatayat NU) mendesak PBB dan ASEAN menjatuhkan sanksi tegas terhadap Myanmar yang telah berlalu tragedi kemanusiaan di negara bagian Rakhine. Tindakan tegas ini agar bisa meluasnya kekerasan terhadap perempuan dan anak di daerah konflik tersebit.
"PP Fatayat NU minta Dewan Keamanan PBB dan negara-negara ASEAN beri sanksi tegas terhadap pemerintah Myanmar, baik yang berlaku di kawasan regional maupun global," kata Ketua Umum Fatayat NU Anggia Ermarini dalam keterangan persnya, Sabtu (19/2/2017) .
Anggia juga meminta, ada dalam skala atas terhadap warga maupun pengungsi Rohingya. Yakni, mengutamakan perempuan dan anak, gangguan dalam penyediaan makanan, pakaian, obat-obatan, layanan psikiater untuk penyembuhan trauma, dan pendidikan darurat bagi anak-anak Rohingya.
Di sisi lain, pelukan juga mendorong para pemangku kepentingan nasional dan global untuk membawa tragedi kemanusiaan dan pembasmian etnis Rohingya ke Mahkamah Internasional. Serta, mengawal kasusnya sampai tuntas agar memberi dampak jera bagi Myanmar, dan di masa depan tidak terulang lagi kekejaman serupa di belahan dunia manapun dengan alasan apapun.
Anggia menilai, semua pemangku kepentingan, pemerintah, pemerintah, Komnas HAM, Komnas Perempuan, dan masyarakat luas, dapat secara serius mengawal isu kemanusiaan di Myanmar pada tataran yang lebih kongkrit, sinergis, mudah dijalankan, dan berkembang secara global, bagi mitra kerja masing-masing di tingkat regional dan internasional untuk situasi-terulang kembali.
"PP Fatayat NU mendorong para pemangku kepentingan, perempuan, dan masyarakat luas ikut mengampanyekan Simpan Rohingya, Hentikan Pembantaian, Pembantaian, dan Kekerasan di Rohingya, kepada segenap masyarakat dunia," katanya. [**]