Teknologi Offshore Mampu Maksimalkan Lapangan Migas Marginal

Rabu, 31 Agustus 2016 | 00:00:13 WIB

Metroterkini.com - Penerapan teknologi maju di lapangan minyak dan gas (migas) lepas pantai (offshore) akan mampu menjawab tantangan pengelolaan lapangan-lapangan marginal di Tanah Air, sekaligus guna menopang produksi migas nasional ke depan. 

Demikian disampaikan ahli migas dari Petroneerging, Houston, Texas, Amerika Serikat yang juga selaku Staf Ahli Menteri ESDM, Prahoro Nurtjahjo dalam Stadium General Fakultas Teknologi Mineral (PTM) Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta bertajuk "Teknologi untuk Negeri Menyongsong Era Baru Offshore Indonesia" di Auditorium UPN Veteran, Yogyakarta, Rabu (31/8/2016).

Menurut Prahoro, tantangan pengembangan lapangan-lapangan migas marginal lepas pantai (offshore marginal field) perlu mendapat perhatian agar ke depan dapat dimaksimalkan. "Jumlah cadangan kurang dari 1,3 Tcf, maka itu disebut marginal. Bagaimana lapangan itu terus dikembangkan dan memiliki keekonomian," kata Doctor of Philosophy (Ph.D) Ocean Engineering Universitas Texas A&M, AS.

Untuk itu, Prahoro menekankan pentingnya alih teknologi untuk pengembangan industri migas di dalam negeri. "Kita perlu membawa teknologi ke dalam negeri, karena tidak ada suatu negara yang memajukan negara lain. Kecuali kita merebut teknologinya sendiri, dengan kita mempelajari dan menggunakannya di Indonesia," ujar kerabat dekat mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar.

Saat ini, penggunaan teknologi offshore sangat diperlukan karena kondisi cadangan migas nasional yang jumlahnya masih terbatas. "Mau tidak mau untuk negara kita, maka kita harus pakai offshore, karena onshore (fasilitas di darat) jumlah cadangan menipis," katanya.

Selain itu, kata dia, pembangunan fasilitas offshore juga mempertimbangkan aspek sosial yang lebih rumit dibanding onshore. "Ini tantangan pertama onshore. Kedua, lapangan offshore biasanya jumlah kecil-kecil," kata Prahoro.

Padahal untuk pengembangan di lapangan marginal harganya rendah. Namun dengan menggunakan teknologi yang tepat pada saat kondisi tertentu harganya bisa lebih ekonomis. 
Berdasarkan data temuan yang ada, menurut dia, tantangannya yaitu dapat mengembangkan lapangan-lapangan kecil. "Bagaimana kita mengambil minyaknya, lapangan ada di sini dan di ujung sana yang kecil-kecil sehingga tetap ekonomis," kata dia.

Offshore Platform

Terkait hal ini, Prahoro Nurtjahjo menjelaskan, pengembangan lapangan migas dengan membangun offshore platform (anjungan lepas pantai) yang mampu memberikan keuntungan dan memininalisasikan resiko.

Arcandra Tahar mempunyai satu paten untuk mengelola lapangan-lapangan tersebut. Dengan teknologi yang ada saat ini akan susah untuk mengambil minyak dan gas dari lapangan offshore. 
"Menggunakan teknologi deefwater development. Ada temuan pak Arcandra untuk tantangan offshore yang marginal. Keunggulan offshore platforms Multi column TLP (McT) dibanding offshore paltform sebelumnya," ujar Prahoro. 

Dia menambahkan, temuan paten McT tersebut menjadi bagian menjawab tantangan pengembangan lapangan offshore. "Jelas, teknologi yang muncul harus bisa menjawab (tantangan) dan lebih kompetitif," katanya.

Seperti diketahui, Prahoro juga dikenal memiliki kemampuan untuk mendesain dan engineering untuk teknologi offshore. Petroneerging, perusahaan yang didirikan bersama Arcandra Tajar telah memiliki klien, perusahaan migas global di antaranya, Petrobras, Pertamina, Petronas, Petro Canada, Exxon, Premier Oil, Chevron, BP sampai Conoco Philips. [**ril]

Terkini