Metroterkini.com - Kuasa Direktur CV Malado, Vika Rianda mempertanyakan keberpihakan PT SPS selaku pemilik perusahaan mixing plant aspal hotmix satu-satunya di Pulau Bengkalis, karena tak bersedia memberikan surat dukung terhadap CV Malado.
Sebab, tanpa dukungan tersebut, CV Malado yang ikut dalam proses tender pembangunan jalan dan jembatan Sei Arang, di Kecamatan Bengkalis otomatis gugur.
Hal ini disampaikan Vika Rianda kepada metroterkini.com, Selasa (24/5/16) siang di Bengkalis.
Menurut Vika, perusahaan yang ikut tender proyek jalan dan jembatan di Pulau Bengkalis harus ada dukungan dari perusahaan mixing plant aspal hotmix.
Sementara di Pulau Bengkalis hanya ada satu mixing plant yakni PT SPS. Dengan demikian, PT SPS harus memberikan dukung tersebut kepada perusahaan yang memerlukan dukungan hotmix. Sebab, siapapun yang menang yang akan mengerjakan aspal hotmix adalah PT SPS.
"Seharusnya PT SPS memberikan dukung kepada perusahaan yang mengajukan permohonan dukungan alat, bukan pilih kasih," kata Vika didampingi temannya Narno.
Masih menurut Vika, pilih kasih ini diduga karena PT SPS telah memberikan dukungan kepada salah seorang kontraktor yang ikut tender proyek tersebut.
"Ini kan monopoli namanya ni. Masak cuma dia (rekan itu) saja yang mendapat dukung, sementara kami tidak," protes Vika.
Sementara itu, A Kok selaku pemilik PT SPS ketika dikonfirmasi mengakui bahwa dia diminta perusahaan yang didukungnya agar tidak memberikan dukungan lagi kepada rekanan lain yang akan menjadi pesaingnya dalam lelang proyek pembangunan jalan dan jembatan Sei Arang dengan pagu anggaran senilai Rp1 milyar tersebut.
"Saya sama rekanan yang saya dukung sudah punya komitmen untuk tidak memberikan dukungan kepada perusahaan lain," kata A Kok yang mengaku tengah berada di Kampungnya di Desa Meskom. [rdi]