Metroterkini.com - Informasi terbaru soal pesawat EgyptAir MS804 yang hilang di kawasan Mediterania pekan ini terus mencuat, termasuk rekaman audio pembicaraan sang pilot dengan pengawas lalu lintas udara sesaat setelah pesawat lepas landas dari Paris, Perancis, menuju Kairo, Mesir.
Rekaman audio yang terjadi pada Rabu (18/5) tengah malam ini diambil dari www.liveatc.net, situs yang menyediakan siaran kontrol lalu lintas udara secara langsung dari seluruh dunia. Dalam rekaman itu, terlihat pembicaraan rutin antara pilot dan pengawas lalu lintas udara di Zurich, Swiss, dan Padova, Italia.
Tidak ada indikasi pesawat dalam keadaan bahaya atau ancaman terorisme dalam rekaman tersebut.
"Halo, halo, EgyptAir 804, ketinggian pesawat 370, kode transponder [squawk number] 7624," kata sang pilot, dikutip dari Cnnindonesia.
Petugas menara pengawas lantas membalas pesan tersebut dengan menyatakan, "EgyptAir 804 kontak radar."
Pesan ini kemudian dibalas kembali dengan sang pilot, "Terima kasih banyak."
Pesan ini kemudian berlanjut ke petugas pengawas lalu lintas udara di Padova, Italia.
"EgyptAir804 kontak Padova 1-2-0, desimal 7-2-5, selamat malam," bunyi pesan pengawas lalu lintas udara di Italia.
Pilot EgyptAir pun membalas pesan ini dengan menyatakan, "Ini 0-7-2-5 kontrol Padova. 8-0-4. Terima kasih banyak. Selamat pagi, er, selamat malam."
Dikutip dari Washington Post, komunikasi antara pilot EgyptAir ini terjadi sekitar Rabu (18/5) tengah malam, sekitar dua jam sebelum pengendali lalu lintas udara di Athena, Yunani, kehilangan kontak dengan pesawat yang membawa 56 penumpang dan 10 awak tersebut.
Maskapai EgyptAir menyatakan kapten bernama Mohamed Said Shoukair memiliki 6.275 jam terbang, termasuk 2.101 jam di antaranya menerbangkan pesawat jenis Airbus A320, jenis pesawat yang sama dengan EgyptAir yang jatuh.
Sementara, kopilot Mohamed Mamdouh Ahmed memiliki 2.766 jam terbang. Pesawat dengan nomor penerbangan MS804 itu merupakan pabrikan tahun 2003. EgyptAir sendiri memiliki 57 Airbus dan Boeing, sebanyak 15 di antaranya adalah Airbus A320.
Berbagai spekulasi mencuat soal jatuhnya pesawat di perairan Mediterania, dari aksi terorisme hingga kesalahan teknis.
Badan penyelidik kecelakaan udara Prancis (BEA) menginformasikan pesawat Egyptair sebelum jatuh memberikan serangkaian sinyal yang menunjukkan bahwa ditemukan asap di pesawat nahas itu sebelum jatuh ke laut Mediterania.
Menteri Penerbangan Mesir, Sherif Fathy, mengatakan terorisme adalah penyebab yang paling mungkin terjadi ketimbang kesalahan teknis. Pesawat Airbus A320 itu diketahui dalam kondisi prima dan cuaca saat itu sangat baik, selain itu tidak ada sinyal darurat yang dikeluarkan pilot.
"Kemungkinan serangan teror lebih tinggi ketimbang kemungkinan masalah teknis," kata Fathy, Kamis kemarin.
Dugaan yang sama juga diyakini oleh beberapa negara, termasuk Perancis dan Amerika Serikat. Perdana Menteri Francois Hollande mengatakaan dugaan terorisme hingga saat ini belum bisa dikesampingkan.
Namun hingga saat ini belum ada kelompok militan yang mengaku berada di balik peristiwa itu.
Manifes penerbangan menunjukkan para penumpang pesawat nahas itu terdiri dari 30 warga Mesir, 15 Perancis, dua Irak, dan seorang masing-masing dari Inggris, Belgia, Sudan, Sudan, Chad, Kanada, Kuwait, Arab Saudi, Portugis dan Aljazair.
Saat ini tengah dilakukan pencarian kotak hitam untuk mendengarkan percakapan terakhir di pesawat. Puing-puing dan beberapa jasad korban telah ditemukan di dekat pulau di Yunani.
Pencarian dilakukan oleh tim gabungan dari Mesir, Yunani, Italia, Perancis, Amerika Serikat, Cyprus dan Inggris.
Pesawat tersebut hilang kontak di ketinggian 37 ribu kaki sesaat setelah masuk wilayah udara Mesir dalam penerbangan Paris ke Kairo. Penyidik mengatakan, pesawat berbelok tajam sebelum menukik jatuh. [cnn]