Petani Kedelai Rohul Kecewa Bibit Bantuan Tak Tumbuh

Sabtu, 23 April 2016 | 00:00:14 WIB

Metroterkini.com - Program penggalakan tanaman kedelai di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) melalui Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura dinikai akan mengalami gagal panen.

Hal ini disebabkan karena kualitas bibit yang buruk. Sejumlah petani merasa kecewa berat. Karena sampai saat ini hasil penelitian laboratorium mengenai bibit kedelai yang ada di Desa Menaming Kecamatan Rambah sampai saat ini belum di sampaikan ke petani.

Padahal dari Dinas terkait telah menyampaikan bahwa hasil penelitian di laboratorium akan di umumkan pada, Kamis (21/04/16). Tetapi kenyataannya sampai berita ini di turunkan, hasil Laboratorium tersebut belum di terima oleh para petani khususnya petani yang ikut melaksanakan kegiatan penanaman kedelai tersebut.

“Kita sama-sama berdoalah pak, agar informasi hasil penelitian di laboratorium yang ada di Provinsi Riau mengenai kegiatan penanaman kedelai ini cepat di umumkan”  ungkap Ratinas salah seorang petani Desa Menaming, Sabtu (23/04/16).

Ratinas mengatakan ”Kami sangat mengharapkan hasil Lab tersebut dapat kami terima sehingga ada kepastian. Selain itu kami hanya menggantungkan kebutuhan hidup dari hasil pertanian” keluhnya.

Kejadian ini tidak hanya di Desa Menaming, tetapi juga beberapa desa yang ikut dalam kegiatan penanaman kedelai mengalami nasib yang sama yaitu bibit yang tidak bisa tumbuh.

Hal yang sama juga terjadi di beberapa Desa di Kecamatan Rambah Samo, seperti Desa Rambah Samo luas lahan 15 Ha yang tumbuh hanya 10%, Desa Karya Mulya, Desa Masda Makmur, Desa Rambah Utama, Desa Langkitin, Desa Sei Rombou Indah, Desa Bangun Purba Timur Jaya dan lain sebagainya.

Atas kejadian ini, para petani mengalami kerugian yang cukup besar. Baik itu dari Penyemprotan, pengolahan lahan, penanaman dan lain sebagainya. Di perkirakan perorang mengalami kerugian 1 juta bahkan lebih tergantung luas lahan yang di miliki para petani.

“Kami sangat merugi, baik dari segi materi dan waktu, hanya karena bibit yang tidak layak pakai. Disisi lain juga kami merasa tertipu dengan kualitas bibit yang kami terima selain tidak dapat memberikan manfaat malah mendatangkan kerugian bagi kami,” ujar Ucok salah seorang petani Rambah Samo.

Belum ada informasi pasti tentang bibit tersebut, apakah pemerintah atau pemenang tander proyek pengadaan bibit kedelai ini  akan mengganti rugi kerugian para petani. Tetapi yang jelas, petani tidak ingin menanam kedelai yang telah di bagikan.

Karena para petani takut akan mengalami kerugian yang lebih besar jika dipaksakan untuk menanam kedelai yang telah dibagikan kepada petani. [man]

Terkini