Metroterkini.com - Konsumen Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bengkalis kecewa dengan pelayanan PDAM, karena suplai air sempat mati tiga hari.
Seperti dikeluhkan pengusaha laundry di Jalan Sultan Syarif Kasim, Kota Bengkalis dan konsumen lainnya.
"Tagiannya tak mau kurang, tapi pelayanannya mengecewakan. Ini sudah tiga hari mati," kata pengusaha laundry yang henggan disebutkan namanya.
Ternyata mati suplai air bersih kepada pelanggan beberapa hari belakangan ini karena PDAM kehabisan bahan kimia penjernih air baku menjadi air bersih.
Hal ini diungkapkan Pelaksana tugas (Plt) Direktur PDAM Kabupaten Bengkalis, M Yunus Zainal saat dikonfirmasi, Sabtu (2/4/2016) sore.
Menurut Yunus, saat ini suplai air bersih ke pelanggan yang dekat dengan PDAM sudah mulai normal menyusul datangnya bahan kimia penjernih air baku oleh pihak rekanan (kontraktor) pemenang lelang.
Hanya saja, pasokan air yang berangsur normal baru yang dekat pengolahan air, bukan yang rumah konsumen lokasinya yang jauh dari PDAM Bengkalis.
Bagi konsumen yang jauh dari PDAM kemungkinan normal dalam satu atau dua hari kedepan.
“Sudah mulai normal, karena bahan kimia sudah didatangkan oleh rekana," kata Yunus yang sempat memprotes kinerja rekanan pemenang tender bahan kimia tersebut.
Menurut Yunus, sejak pengurangan operasional beberapa hari lalu, untuk menormalkan suplai dibutuh waktu setidaknya 3 hari.
Hanya saja, bahan kimia tersebut sifatnya masih emergency alias darurat, karena yang dipasok baru untuk kebutuhan sekitar 20 hari kedepan, bukan untuk satu tahun operasional sesuai dengan kontrak.
“Kita sudah sampaikan ke pihak rekanan agar bertanggung jawab untuk mensuplai bahan kimia jangan sampai putus. Harapan kita, sebelum 20 hari kedepan, mereka sudah memasok lagi sisa bahan kimia sesuai dengan kontrak,” kata Yunus.
Soal apakah bahan kimia tersebut dipasok dari distributor di Pekanbaru ataupun langsung dari Jakarta, Yunus tak peduli. Bagi Yunus, bahan kimia yang dibutuhkan PDAM untuk mengolah air baku menjadi air bersih tidak putus.
“Ini menyangkut pelayanan dan kebutuhan hidup orang banyak, jadi pihak rekanan harus benar-benar bertanggung jawab,” tegasnya. [rdi]