Metroterkini.com - Seiring dengan kondisi ekonomi yang lemah, Harga emas masih mengalami tekanan pada perdagangan Senin dan Selasa pagi harga emas dibuka dengan posisi terendah sejak awal 2010. Hal itu seiring kenaikan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah mata uang yang dipicu harapan kalau bank sentral AS akan menaikkan suku bunga pada Desember 2015.
Harga emas untuk pengiriman Desember turun US$ 9,5 atau 0,9 persen ke level US$ 1.066,80 per ounce di divisi Comex. Sementara itu, harga perak melemah 0,5 persen ke level US$ 14.032 per ounce, dan ini penutupan terendah sejak Agustus 2009.
"Pelaku pasar pada dolar AS dan harapan kenaikan suku bunga bank sentral AS. Investor memanfaatkan momentum itu untuk menjual setiap ada kenaikan," ujar Analis Insignia Chintan Karnani, seperti dikutip dari laman liputan6, Selasa (24/11/2015).
Sentimen kenaikan suku bunga bank sentral AS setelah pimpinan bank sentral AS San Francisco John Williams menegaskan kalau ada "kasus" yang tetap akan menaikkan suku bunga bank sentral AS pada Desember 2015. Hal itu membuat dorongan terhadap dolar AS, dan menekan sejumlah harga komoditas seperti emas.
Sementara itu, indeks dolar AS menyentuh level 100 pada perdagangan awal pekan ini, dan ini terjadi untuk pertama kalinya sejak Maret.
Di tengah sentimen bank sentral AS akan menaikkan suku bunga, pimpinan bank sentral Eropa Mario Draghi memberikan sinyal akan memberikan stimulus.
"Harga komoditas tertekan didorong kenaikan dolar AS, dan euro melemah seiring bank sentral AS akan menaikkan suku bunga dan sisi lain bank sentral Eropa memberikan stimulusnya," ujar Kepala Riset Accendo Markets, Mike van Dulken. [lp6]