Hubungan Antara Menguap dan Psikopat

Rabu, 09 September 2015 | 00:00:07 WIB

Metroterkini.com - Sama halnya dengan tertawa dan tersenyum, menguap juga bisa menular ketika kita menyaksikan orang-orang sekitar melakukan hal yang sama. Hal ini alami terjadi karena berhubungan dengan rasa empati. 

Namun, berdasarkan penelitian terbaru, hal ini tidak berlaku pada orang dengan sifat psikopat. Penelitian yang dipimpin oleh Brian Rundle, mahasiswa doktor di bidang psikologi dan ilmu saraf di Universitas Baylor di Waco, Texas ini melibatkan 135 mahasiswa. 

Sebelumnya, para partisipan ditugaskan mengisi kuesioner evaluasi psikologis yang panjang dan mendetil. Namun dalam penelitian ini Rundle tidak memberitahu secara spesifik kepada partisipan apakah mereka seorang psikopat atau bukan.

Selanjutnya, satu per satu partisipan diminta untuk duduk di ruang dengan pencahayaan remang-remang dan memakai headphone dengan isolasi suara maksimal. Kemudian, Rundle dan timnya mengaktifkan elektroda yang ditempatkan di beberapa titik di wajah para partisipan untuk mengukur ekspresi mereka.

Setelah itu, Rundle dan tim menunjukkan beberapa video klip singkat hasil rekaman aktivitas orang yang sedang menguap, tertawa, dan berekspresi wajah netral.

Hasilnya, studi yang dipublikasikan di jurnal Personality and Individual Differences ini menemukan bahwa partisipan yang pada evaluasi kepribadiannya disimpulkan memiliki empati yang rendah cenderung memiliki kemungkinan kecil untuk 'tertular' aktivitas menguap dari orang lain.

"Sifat psikopat bukan sifat yang datang dan pergi. Psikopat adalah sebuah spektrum," ujar Rundle seperti Dilansir Detik, Rabu (9/9/2015).

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang juga dilakukan di Baylor University, Texas, psikopat memiliki sifat antara lain egois, manipulatif, impulsif, kecenderungan ingin menguasai segalanya, dan kurang empati.

Sementara menularnya aktivitas menguap terkait dengan sifat empati dan ikatan antar manusia secara alamiah. Menguap yang menular ini juga terjadi di banyak hewan yang hidup secara berkelompok seperti simpanse dan anjing.

"Pelajaran yang dapat dibawa pulang adalah jika Anda menguap dan orang di sekitar Anda tidak, bisa jadi orang tersebut adalah psikopat," kata Rundle. 

Jadi, yang haruskah kita khawatir jika orang yang berada di sekitar tidak ikut menguap setelah kita menguap? "Tapi apa yang kami temukan dari penelitian ini mampu memberitahukan bahwa ada hubungan neurologis dalam aktivitas menguap. Hubungan antara psikopatik dan menguap menular ini merupakan titik awal yang baik untuk penelitian lebih lanjut," Rundle menyimpulkan.[dtk]

Terkini