12 Ribu Hektar Lebih Kebun Masyarakat Terserang Penyakit

12 Ribu Hektar Lebih Kebun Masyarakat Terserang Penyakit

Metroterkini.com - Berdasarkan data laporan Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota kepada Dinas Perkebunan Provinsi Riau untuk periode pertama (I) tahun 2014 (Januari-April 2014) lebih dari 12.384,85 hektar kebun masyarakat telah diserang oleh hama dan penyakit. Diantara hama tersebut adalah Kumbang Tanduk (Oryctes), Kumbang Janur (Bronstiva), Jamur Akar Putih, Ulat api sedangkan untuk penyakit adalah Ganoderma.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Drs H Zulher MS kemarin. Berdasarkan data laporan tersebut telah masuk dan sekarang sedang dilakukan koordinasi antara Disbun Riau dengan Disbun Kabupaten Kota tentang bagaimana cara mengatasinya.

"Kita sekarang ini sedang melakukan identifikasi hama dan penyakit, kemudian kita akan melakukan koordinasi dengan Disbun Kab/Kota bagaimana cara mengatasinya," ujar Zulher.

Berdasarkan data penyakit tersebut yaitu Jamur Akar Putih menyerang lahan kebun karet warga seluas 7.945,80 hektar dan yang paling luas adalah Kab. Kuansing yaitu 459 hektar. Kumbang Nyirur menyerang kebun kelapa sawit warga dengan luas total yaitu 648,25 hektar dan yang paling luas adalah kabupaten Kampar yaitu 579 hektar. Penyakit Ganoderma telah menyerang kebun sawit warga yaitu 533,8 hektar dan yang terluas adalah di Kampar yaitu 211 hektar. Dan ulat api telah menyerang kebun sawit warga seluas 488 hektar dan yang terluas adalah Kabupaten Siak seluas 340 hektar. Dan yang terakhir adalah Kumbang Janur yang menyerang 2.769 hektar dan yang paling luas adalah di kabupaten Inhil seluas 2.717 hektar.

"Dan masih banyak lagi hama dan penyakit yang lainnya namun tergolong belum luas penyebarannya," ujar Zulher.

Menurut Zulher, Disbun Riau memiliki beberapa solusi terhadap hama dan penyakit tersebut. Jika penyakit tersebut masuk dalam kategori berbahaya dan parah maka Disbun Riau maupun Disbun Kabupaten/Kota akan membantu membasmi endemic penyakit tersebut yang menyerang kebun warga. Namun jika belum meluas dan parah, pengamat dan petugas lapangan akan melakukan pembinaan kepada petani bagaiamana cara mengatasinya.

"Kita tiap tahun selalu memberikan bantuan kepada petani yang terkena dampak paling parah. Hal itu mengingat anggaran yang kita kelola pun masih terbatas," tambah mantan Sekda Kampar ini.

Sedangkan solusi yang lainnya dilakukan oleh Disbun Riau adalah peningkatan kemampuan keilmuan kepada pengamat penyakit/penyuluh karena setiap waktu penyakit dan hama tersebut tumbuh dan berkembang.

Selain itu dia juga berharap kepada petani untuk selalu melakukan koordinasi dengan penyuluh lapangan agar pemerintah dapat memberikan solusinya. [din-rls]

Berita Lainnya

Index