Metroterkini.com - Stand PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dalam pameran lingkungan hidup di Mall SKA Pekanbaru Riau, berhasil menyedot perhatian pengunjung. Para pengunjung ini tertarik melihat dan mencoba secara langsung proses membatik yang diperagakan oleh Ibu-ibu mitrabina program Community Development (CD) RAPP dari Desa Sering dan Lalang Kabung, Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan.
"Ternyata membatik itu susah-susah gampang ya, perlu ketekunan dan kesabaran agar batiknya jadi bagus. Inilah pertama kali saya lihat langsung cara membatik ini," ujar Murniati, warga Pekanbaru, yang datang bersama keluarganya.
Deputi Manager CD Department RAPP, Hartjahjo Ariawan mengatakan apa yang ditampilkan di stan pameran ini adalah bukti komitmen perusahaan dalam menyelamatkan lingkungan dan membangun kemandirian masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah operasional perusahaan.
"Sesuai tema kita tampilkan program rehabilitasi mangrove yang sudah kita laksanakan sejak tahun 2012 lalu. Selain itu, kita juga bawa ibu-ibu rumah tangga yang kita latih menganyam dan membatik sehingga ini mampu menjadi penghasilan tambahan bagi keluarganya," jelas Hartjahjo.
Pameran lingkungan hidup ini dilaksanakan oleh Pusat Pengelolaan Ekoregion (PPE) wilayah Sumatera dan berlangsung di lantai dasar Mall SKA Pekanbaru tanggal, 6-8 Juni 2014. Terdapat 12 stand pameran yang berpartisipasi dan RAPP merupakan satu-satunya perusahaan swasta yang ikut andil dalam kegiatan ini.
Selain membatik, pengunjung juga tertarik mengamati sosok bibit pohon yang dipajang di stand RAPP. Bibit pohon tersebut adalah mangrove atau yang lazim disebut bakau. Sebagai perusahaan yang kegiatan operasionalnya bersentuhan langsung dengan sungai, RAPP menunjukkan komitmennya merehabilitasi kawasan pesisir dengan menanam masing-mansing 10 ribu mangrove di tahun 2012 dan 2013 lalu di Desa Penyengat, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak.
Tidak hanya itu saja, di stand tersebut, RAPP juga menampilkan berbagai macam hasil kerajinan tangan warga yang dibina melalui program CD, seperti anyaman tas, karpet, sarung botol dan sebagainya dari bahan dasar pandan-pandanan dan enceng gondok.
"Ini sudah menjadi komitmen RAPP sejak lama dan hasil dari pembinaan itu, kita tampilkan dalam kegiatan ini," jelas Hartjahjo.
Adapun hasil kerajinan tangan yang ditampilkan berupa anyaman pandan berupa tikar dan tas untuk tempat madu. Tak kalah seru, PT. RAPP juga menyuguhkan batik Riau yang merupakan karya warga. Bahkan, para pengunjung dipersilahkan mencoba untuk membatik.
Syarifah, salah seorang warga Desa Sering yang ikut dalam program binaan RAPP ini mengaku sejak dirinya bergabung dan belajar menganyam serta membatik, dirinya bisa memperoleh tambahan belanja dapur bagi keluarganya.
"Pertama saya ikut kerajinan anyaman dari bahan pandan duri. Lalu ketika ada progam CD batik, kelompok ibu-ibu di desa Sering membentuk kelompok baru dengan anggota 10 orang untuk mengikuti program CD batik," terang Syarifah.
Kelompok ibu-ibu peserta kerajinan batik diajak RAPP pada November 2013 lalu untuk studi banding ke Jogjakarta yang menjadi pusat batik di Indonesia. Dalam studi banding itu didapatkan informasi proses pembuatan batik serta bagaimana menciptakan kreasi corak batik dan lain sebagainya.
"Dari hasil studi banding itu, kami sudah mengembangkan berbagai corak batik. Seperti corak pucuk rebung, tampuk Manggis, bunga cengkeh dan lainnya. Hasilnya sudah dipasarkan ke Pangkalan Kerinci. Banyak pesanan untuk batik. Termasuk dari industri perhotelan," kata Syarifah.
Hasil lain yang ditampilkan adalah berbagai minuman hasil pengeloaan hutan. Seperti madu dan sirup mangrove. Sirup mangrove, kata Hartjahjo merupakan hasil olahan masyarakat Desa Penyengat Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak.
"Sirup-sirup ini asli produksi masyarakat sekitar areal konsesi RAPP. Kita bersama-sama dengan masyarakat menyelamatkan ekosistem Riau pesisir dari abrasi," katanya.
Oleh karena itu, dalam kegiatan pameran lingkungan hidup kali ini, RAPP sesuai dengan tema yang diusung secara nasional yakni satukan langkah, lindungi ekosistem pesisir dari dampak perubahan iklim. Hal itu berkaca pada kondisi Riau pesisir yang mengalami abrasi pantai.
Kepala Pusat Pengelolaan Ekoregion (PPE) Sumatera Muhammad Ilham Malik yang sempat berkunjung ke stand RAPP memberikan apresiasi kepada perusahaan tersebut. Menurutnya, perusahaan industri kertas terbesar di Asia Tenggara ini memiliki komitmen dalam upaya pelestarian lingkungan.
"Kita berharap sektor industri ikut menjaga lingkungan terutama di kawasan pesisir seperti tema hari lingkungan hidup 2014 yang pada intinya mengajak semua pihak untuk menjaga kawasan pesisir dengan mangroove untuk menghindari terjadinya abrasi," terangnya. [din-rls]