Azhar: Chevron Harus Tanggung Jawab Atas Kelalaianya

Azhar: Chevron Harus Tanggung Jawab Atas Kelalaianya
PEKANBARU [metroterkini.com] - Pernyataan Hanafi Kadir, Manager Komunikasi PT Chevron seperti dalam berita rilisnya dibantah oleh Ketua AMPRI, Azhar Tambusai soal korban Kebocoran pipa produksi PT. Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) di Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir. Menurut Azhar, PT Chevron harus bertanggungjawab terhadap kelalain insident kebocoran pipa produksinya di Kecamatan Tanah Putih, Rokan Hilir. Karena dua bocah yang mengalami kecelakaan akibat kebocoran pipa minyak PT Chevron diantaranya Wanda (6 tahun) sampai sekarang belum bisa pulang karena masih dirawat. Selain itu, dia meminta Bupati, DPRD dan BLH serta KLH Regional Sumatera harus tanggap masaalah lingkungan, sesuai semboyan Chevron "Selamatkan Alam dan Lingkungan serta Lestarikan Hutan". Namun kenyataanya Chevron tidak memperhatikan lingkungan karena diwilayah pemukiman telah terjadi musibah sehingga masyarakat menjadi korban. Tak hanya itu, pernyataan Hanafi yang menyebutkan korban telah dipulang juga dibantah keras oleh warga. "Hanafi Kadir bohong, mana ada Wanda sudah dipulangkan. Korban masih dirawat karena korban mengalami melepuh dibagian kepala serta rambut korban terpaksa digunduli. Korban baru pulang malam ini," ujar Yudi Menurut Hanafi dalam rilisnya telah ditanggulangi setelah kejadian kemarin. Aktivitas operasi PT CPI tetap berlangsung dengan normal selama proses perbaikan dilakukan. Setelah kejadian juga dipastikan bahwa tidak ada korban jiwa maupun korban luka serius dalam peristiwa ini. Kendati demikian, PT CPI menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat sekitar yang terdampak kebocoran pipa ini. "Sebagai bentuk tanggung jawab, kami berkomitmen untuk membersihkan lokasi kejadian dan menempuh langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan keselamatan masyarakat sekitar, termasuk pembicaraan dengan warga yang terkena dampak kebocoran," ucap Hanafi Kadir, Manajer Komunikasi PT CPI. Dari pantauan di tempat kejadian, posisi beberapa rumah warga sangat beresiko tinggi karena bangunan didirikan di ats tanah milik CPI. Sementara itu, dua anak yang disebut-sebut mengalami luka bakar serius, yakni Wanda (6 tahun) dan Rini (16 tahun), juga dalam kondisi baik. Irwanda terkena semprotan minyak mentah sehingga badan dan pakaiannya menjadi kotor. Setelah dibersihkan dan diperiksa, kondisinya dinyatakan baik. Sedangkan Rini mengalami lecet sepanjang 1 cm di siku kirinya. Dia juga diperbolehkan pulang setelah diberi obat luar di Klinik Bangko. Menurut Yudi, Chevron telah menawarkan ganti rugi atas tanaman warga berupa pohon sawit senilai Rp 50 ribu perbatang, namun warga menolaknya. Karena warga menuntut ganti rugi sebesar Rp.100 ribu. Sejauh ini, koordinat tempat kejadian saat dikonfirmasi pada Hanafi yang bersangkutan belum memberikan jawaban dan terkesan bungkam. **/nas

Berita Lainnya

Index