Politik Uang Pileg 2014 Masih Marak di Riau

Politik Uang Pileg 2014 Masih Marak di Riau

Pekanbaru - Sejumlah warga di daerah Riau mengaku masih menerima uang dari calon anggota legeslatif yang jumlah rata-rata Rp50 ribu persuara dan rata-rata mendapat Rp100 ribu per KK (rumah). Seperti di Kabupaten, Inhu, Kampar, Kuansing, Siak, Pekanbaru dan lainya.

Seperti disampai salah seorang ibu rumah tangga Mr (52) warga Inhu mengaku mendapat uang Rp 100 ribu yang diberikan salah seorang oknum untuk memilih caleg untuk DPRD Inhu. "Ya kemarin ibuk di beri uang 100 ribu tapi ibuk gak pergi nyoblos. Yang pergi hanya bapak," ujarnya melalui telpon, Rabu (9/4).

Hal yang sama juga disampaikan seorang warga di Ds Tani Makmur Inhu yang mengaku menerima uang sebanyak Rp 500 ribu dari salah seorang Caleg DPRD Inhu. Uang tersebut menurut My (34) untuk mengajak warga lainya memilih oknum Caleg tertentu. "Saya diberi 500 ribu bang. Ya saya ambil," ujarnya.

Tak hanya di Inhu di Pekanbaru juga ada caleg yang melakukan politik uang dalam bentuk sembako dan dalam bentuk bahan pakaian. Demikian juga untuk daerah lainya seperti Siak, Kampar dengan modus yang bermacam-macam termasuk memberikan bantuan kepada masyarakat bahkan memberikan bantuan ke mushala, mesjid, madrasah serta peralatan olah raga untuk pemuda.

Parahnya lagi seperti seperti daerah Pelalawan, ada oknum yang menjual surat suara C6 dengan nilai Rp 300 ribu per suratnya.

Hal tersebut dinilai masyarakat yang sadar politik uang, merupakan fenomena yang belum juga ada perubahan dalam berdemokrasi di negara ini. "Riau sudah jelas kita tahu, daerah lain yang kita dengar di TV nasional juga banyak terjadi politik uang," ujar Imam salah seorang warga di Pekanbaru.

"Masyarakat kita tidak berubah. Jika itu terus terjadi, negara ini ya tetap begini terus karena yang merubah negara ini menjadi makmur dan baik adalah dari masyarakatnya sendiri. Jadi jangan salahkan pemerintah terus, jika kita tidak ingin merubahnya," tambahnya. [ndn]

Berita Lainnya

Index