Krisis Chip Otomotif Diprediksi Hingga 2023

Krisis Chip Otomotif Diprediksi Hingga 2023

Metroterkini.com - Kekurangan pasokan chip semikonduktor untuk produsen otomotif global diprediksi akan berlangsung hingga 2023. Penyebab utama krisis komponen itu akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Pandemi covid-19 telah menyebabkan lonjakan permintaan chip semikonduktor untuk perangkat elektronik. Di satu sisi, sektor otomotif kekurangan suplai komponen tersebut. Kondisi itu berimbas pada penghentian sementara jalur produksi kendaraan untuk sejumlah perusahaan otomotif.

"Kekurangan pasokan chip itu diproyeksi akan berlangsung enam hingga 2023," kata Paul Boudre, kepala eksekutif Soitec kepada Radio Classique Prancis mengutip AFP, Selasa (7/9).

Soitec merupakan perusahaan penghasil chip semikonduktor untuk manufaktur smartphone, tablet, komputer, IT, dan pusat data yang berbasis di Isere, Paris.

Soitec mempekerjakan lebih dari 1.600 orang dan mengharapkan penjualannya melonjak 40 persen menjadi $950 juta (Rp13,5 triliun) pada tahun fiskal perusahaan yang berakhir pada Juni 2022.

"Kami berada dalam situasi di mana industri otomotif beralih ke rantai pasokannya untuk memproduksi semikonduktor untuk mencari kapasitas produksi yang jauh lebih tinggi," ucap Boudre.

Sebelumnya sejumlah pabrikan mobil "meremehkan" masalah dari kekurangan semikonduktor, dengan mengatakan "itu akan terjadi dalam waktu singkat". Namun situasinya telah berubah dan kian dirasakan banyak produsen otomotif global.

Kekurangan ini juga terjadi karena industri sedang berusaha mempercepat peralihannya ke kendaraan listrik yang diperkirakan akan lebih meningkatkan permintaan semikonduktor.

Qualcomm bantu Renault
Sementara itu Qualcomm Inc mengatakan akan memasok chip untuk dasbor digital di kendaraan listrik Renault SA baru.

Qualcomm yang berbasis di San Diego, California, pemasok chip semikonduktor utama ponsel terbesar di dunia, telah berkembang ke industri kendaraan. Perusahaan awal tahun ini juga mengumumkan kesepakatan dengan General Motors Co untuk menggunakan chip Qualcomm.

Menurut Qualcomm, Megane E-TECH Electric dari Renault akan menggunakan chipnya untuk memberi daya pada sistem infotainment kendaraan menggunakan perangkat lunak dari Google Alphabet Inc, sebagai mitra lama Qualcomm di pasar ponsel Android, melansir Money Control. [**]
 

Berita Lainnya

Index