Chip Langka, Harga Mobil di Indonesia Bakal Naik?

Chip Langka, Harga Mobil di Indonesia Bakal Naik?

Metroterkini.com - Kelangkaan chip semikonduktor akibat pandemi COVID-19 akan berdampak pada produksi mobil baru. Risikonya, harga mobil baru diperkirakan mengalami kenaikan.

Dikutip The Verge, Rabu (19/5/2021) terjadi ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan chip. Biaya produksi yang semakin meningkat akibat harga chip yang sangat mahal otomatis akan membuat para perusahaan mobil terpaksa menaikkan harga penjualan mobil baru.

General Motors mengatakan minggu ini bahwa truk ukuran penuh baru harganya naik 10 persen lebih mahal daripada yang tahun lalu, dan SUV ukuran penuhnya harganya lebih dari 20 persen lebih mahal. Harga kendaraan baru Ford melonjak $ 1.900 lebih tinggi daripada kenaikan rata-rata industri pada tahun 2019. Namun secara keseluruhan penjualan meningkat.

"Harga sedang melonjak. Dan setinggi apa pun harganya, sepertinya itu tidak benar-benar menghalangi orang," ujar Jessica Caldwell, Director of Insight Edmund.

Harga mobil diperkirakan akan terus naik karena kekurangan chip terus menipiskan pasokan. Produsen mobil seperti Ford dan Volkswagen mengatakan akan mendapat pukulan yang lebih buruk untuk produksi kuartal tahun ini. Ford hanya akan membuat setengah dari jumlah mobil yang semula diharapkan.
"Kami, pasti, dalam mode krisis," kata bos Volkswagen Herbert Diess tentang beberapa bulan ke depan.

Saat ini ada beberapa produsen mobil di dunia yang mengalami masalah, di antaranya Ford, General Motors, Honda, Nissan, Toyota, Hyundai, Jaguar Land Rover, Mercedes-Benz, Stellantis, Subaru, dan Volkswagen Group.

Seperti dikutip dari Forbes pabrikan juga bisa mengalihkan strategi selain menaikkan harga chip. Salah satunya menurunkan atau downgrade fitur pada mobil agar harganya tetap kompetitif.

Mobil modern saat ini sangat tergantung pada chip, yang digunakan mulai dari sensor sabuk pengaman hingga sistem fitur-fitur bantuan mengemudi seperti pengereman darurat atau cruise control.

"Kendaraan yang dapat dijual tanpa opsi atau konten penuh chip," tulis LMC Automotive.

Harga mobil di Indonesia berpotensi naik jika mengalami krisis chip

Pengamat otomotif, Yannes Pasaribu mengatakan jika krisis chip melanda di Indonesia, pabrikan mobil bukan tidak mungkin berpotensi untuk menaikkan harga mobil karena seturut dengan permintaan chip.

"Kemungkinan harga naik sangat besar. Karena, demand pasar yang tinggi tidak dibarengi oleh ketersediaan stok chip yang ada," kata Yannes, Rabu (19/5/2021).

Menurutnya untuk mengantisipasi hal tersebut, pabrikan mulai segera mensubstitusikan penggunaan chip dari kendaraan yang kurang laku ke segmen kendaraan yang lebih tinggi demand pasarnya sampai stok benar-benar habis. Sebab untuk mempersiapkan industri chip baru tidak mudah. Butuh beberapa tahun, modal investasi yang sangat besar, dan yang utama teknologi maju dari negara yang mau membuatnya.

"Mengingat segmentasi terbesar pasar otomotif nasional ada di segmen low end dan middle segment yang tidak membutuhkan banyak fitur interface canggih pada produk akhirnya, maka masalah kelangkaan chip tidak begitu mengganggu line produksi kendaraan di Indonesia, minimal hingga akhir tahun 2021 ini," tutur dia.

Pandangan lain disampaikan Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto mengungkapkan penurunan produksi yang terjadi di Indonesia salah satunya adalah kendala pasokan semikonduktor atau chip. Menurutnya pabrikan tak perlu menaikkan harga, dan berharap pasokan chip kembali pulih.

"Kelangkaan chip kan bukan berarti harus naik harga. Ya minta ke prinsipal supplier nya untuk delivery secepat nya," ungkap dia dilansir dari detikcom, Rabu (19/5/2021).

Toyota sebagai salah satu raksasa otomotif di Indonesia saat ini mengaku belum bisa meningkatkan kapasitas produksi di tengah insentif penjualan atas barang mewah (PPnBM).

"Supply komponen semi konduktor masih sesuai dengan rencana produksi sebelum ada insentif untuk PPnBM. Namun setelah ada kenaikan permintaan karena adanya insentif PPnBM sedang diupayakan ada tambahan alokasi," ujar Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam, Selasa (18/5/2021). [**]

Berita Lainnya

Index