Sebagian Besar Karhutla Sengaja Dibakar

Sebagian Besar Karhutla Sengaja Dibakar

Menko Kesra HR. Agung Laksono memimpin Rapat Koordinasi tingkat Menteri untuk membahas Antisipasi Dampak Musim Kemarau dan Pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), di Kemenko Kesra, Jl. Medan Merdeka Barat No.3, Jakarta.

Dalam rakor Menko Kesra mengatakan bahwa adanya peningkatan hotspot perlu dilakukan upaya pencegahan secara maksimal dan menyiapkan operasi pemadaman kebakaran. Terjadinya karhutla pada umumnya disebabkan karena masyarakat membuka lahan dengan cra melakukan pembakaran. 

Kondisi cuaca di bulan April, Mei dan Juni 2014 akan sangat kering, sebagian besar lahan di wilayah tersebut berupa lahan gambut yang mudah terbakar saat cuaca panas untuk itu perlu diantisipasi.

Dalam rakor bertujuan antara lain untuk mengingatkan kmbali terkait Inpres No.16 Tahun 2011 tentang peningkatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan.

Disamping itu juga untuk memastikan segera dilakukan operasi pemadaman api/asap yang bersamaan dengan penegakan hukum dan penyuluhan serta informasi kepada masyarakat.

Hasil rakor memperkirakan cuaca di wilayah Indonesia 70% akan memasuki musim kemarau pada bulan April, Mei dan Juni. Untuk daerah rawan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan musim kemarau terjadi pada April, Mei dan Juni 2014.

Akibat musim kemarau sebagian besar Karhutla yang terjadi karena dibakar dan bukan karena alam. Dengan demikian Penegakan Hukum menjadi solusi utama. Aparat penegak hukum adalah dari Polri, Kejaksaan, PPNS Kemenhut, PPNS Kemtan, PPNS KLH dan PPNS Pemda.

Untuk itu, Pemda sebagai penanggung jawab atau responder terdepan dalam penanggulangan Karhutla yang didukung oleh Pemerintah Pusat. Di tingkat pusat pemegang komando operasional adalah BNPB yang didukung oleh K/L terkait. Kemenkokesra sebagai Koordinator. Untuk tanggap darurat bencana asap tahun ini BNPB ditetapkan sebagai pemegang Kodal yang didukung oleh K/L dan bekerjasama dengan Pemda.

Dalam hal ini Pemerintah Pusat terus berupaya dengan menyiagakan, TMC, Water Bombing dari Udara, Manggala Agni, TNI-Polri, Upaya pemadaman dilakukan oleh Satgas. Sedangkan untuk penanggulangan bencana asap yang terdiri dari Satgas darat, Satgas Udara, Satgas Penegakan Hukum, Komandan Korem sebagai Incident Commander, Kebutuhan pesawat.

Sementara Kebutuhan untuk TMC berupa 2 Pesawat Hercules C-130, 6 Pesawat CASA 212-200. Untuk kebutuhan untuk water bombing berupa 2 pesawat amphibi BE-200, 2 helikopter Kamov, 2 helikopter sikosky, 4 helikopter Bolcow.

Dalam kesempatan ini Menko Kesra juga menyebutkan, bencana asap akibat Karhutla sebagian besar akibat disengajakan karena pola penggarapan lahan dengan cara tradisional. **rilis

Berita Lainnya

Index