Budaya Tionghoa: Sejarah Dewa Co Shi Kong

Budaya Tionghoa: Sejarah Dewa Co Shi Kong

Mungkin sebagian orang sudah sering mendengar nama Dewa Co Shi Kong, terlebih masyarakat Tionghoa, namun pasti ada juga yang belum mendengar nama dewa tersebut. Berikut akan dipaparkan sejarah Dewa Co Shi Kong.

Menurut Tokoh Masyarakat Tionghoa yang juga Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kabupaten Kepulauan Meranti, Grace SAg, ketika ditemui di Selatpanjang, Minggu (26/1), Dewa Co Shi Kong sebelumnya merupakan manusia biasa yang bernama Cong Si kong atau nama asli Tan Ciau Ing Ia lahir tanggal 6 bulan 1.

Dikatakan Grace lagi, masa kecil Tan Ciau Ing adalah merupakan seorang penjaga kerbau, dan dia sempat menyatakan kerbau bisa bicara.

Masa kecil Tan Ciau Ing termasuk anak yang sangat lasak, dan seringkali tidak serius dalam menjaga kerbau, sehingga suatu saat kerbau melaporkan ke majikan, bahwa pernah Tan Ciau Ing mebawa satu batu kemudian memasuk batu tersebut ke mulut kerbau.

"Kelakuan ini terjadi pada masa kecilnya, Ia (Tan Ciau Ing, red) anak yang lasak," kata Grace menceritakan masa kecil Dewa Co Shi Kong.

Diceritakan Grace lagi, sempat suatu ketika kakak ipar Tan Ciau Ing meminta agar Tan Ciau Ing pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar, namun selalu ditolak. Rupanya kata Grace lagi, Tan Ciau Ing memasak masakan itu cukup dengan meletakkan kakinya dibawah panci maka masak lah masakan di dalam panci tersebut.

"Kakak Iparnya selalu menyuruh dia masuk hutan ambil kayu, dia menolak dan dia menggunakan kaki sendiri sebagai bahan bakar dan di ketahui oleh kakak Iparnya," ungkap Grace.

Tan Ciau Ing diyakini bukan anak biasa, kemudian saat umur 16 tahun dia di berikan siraman nurani dharma agar kebolehannya bisa diarahkan untuk hal-hal yang positif. Setelah dia mendapat wejangan dharma dan sudah berubah secara batiniah sejak itulah dia mulai berkotbah untuk membina mencari penerangan sempurna.

"Dia seorang perceramah untuk menyadarkan umat manusia.untuk mengingat jasanya dgn tiada hari tanpa pahala dan berbakti kepada orang tua itu merupakan pedoman hidup dia," kata Grace pula.

Kemudian ada yang menarik, bahwa wajah Dewa Co Shi Kong ini sangat hitam, rupanya ada sejarah sehingga wajahnya hitam. Kata Grace, wajah Dewa Cho Shi Kong bisa jadi hitam karena saat kaki nya yang bisa dijadikan bahan bakar itu diketahui oleh kakak iparnya, dia shock dan terbakar sampai badan dan muka.

"Itu sebab wajahnya hitam, kalau ke kelenteng tertua di Selatpanjang lihatlah yang berwarna hitam itulah dewa Co Shi Kong," kata Grace.

Grace menjelaskan lagi, Dewa Co Shi Kong lahir tanggal 6 bulan 1. Ketika dia sudah berhasil dalam pembinaan dia menjadi dewa dengan namanya Dewa Co Shi Kong alias Dewa Cing Cui Co Shi, dia juga memberi mimpi kepada kakak iparnya bahwa Ia sudah menjadi dewa dan dia mengatakan di sungai ada sebatang kayu yang baunya sangat wangi dan itulah jelmaannya.

"Kakak iparnya sempat bertanya, apa bukti bahwa kayu wangi itu jelmaannya dan dia buktikan dengan memutar kayu keliling sungai sebanyak tiga kali, akhirnya kakak ipar percaya. Maka setiap hari imlek ke 6 pasti rayakan hari Co Shi Kong," ungkap Grace.

Sebagai tambahan, perayaan hari lahir Dewa Co Shi Kong ini berupa arak-arakan. Adapun yang diarak adalah Dewa Co Shi Kong yang diikuti dua temannya yaitu, Dewa Lo Chia, dan Dewa Tian To Wan Sue. Ketiga dewa ini akan mengunjungi semua kelenteng dimana ada 24 kelenteng di Selatpanjang akan dikelilinginya, untuk mendoa.

Sementara itu, setiap ketiga dewa ini melintasi di depan rumah orang Tionghoa selalu memasangkan petasan yang sudah digantung di depan rumah. Bunyi petasan dipercayai bisa mengusir semua energi negatif dan akan mendatangkan energi positif. **gr

Berita Lainnya

Index