Wagubri Resmikan Bagas Godang Mandailing di Rohul

Wagubri Resmikan Bagas Godang Mandailing di Rohul
Wagubri didampingi Bupati Rohul memotong pita tanda peresmian Bagas Godang Mandailing

Metroterkini.com - Wakil Gubernur (Wagub) Riau H. Edy Afrizal Natar Nasution, S.Ip resmikan Bagas Godang Dalihan Natolu (Rumah Adat Mandailing) Huta Haiti. Peresmian Bagas Godang ini ditandai dengan Penandatanganan Prasasti dan penguntingan pita oleh Wagubri Edy Nasution yang didampingi Bupati Rohul H. Sukiman, di Desa Rambah Tengah Barat, Kecamatan Rambah Rohul, Rabu (8/1/2020).

Peresmian Bagas Godang dan Pengukuhan Kerapatan Adat Huta Haiti ini turut juga dihadiri Ketua DPRD Rohul Novliwanda Ade Putra, Sekda Rohul H. Abdul Haris S.Sos M.Si, Unsur Forkompinda, Asisten, Staf Ahli, Kepala OPD lainnya.

Selain itu juga dihadiri oleh Ketua TP PKK Rohul Hj Peni Herawati Sukiman, Para Datuk Adat 5 Luhak, Sutan Mahmud, Sutan Laut Api, Sutan Na Opat Mangaraja Na Tolu, Sutan Beratur Managaraja Berbaris, para Camat, Kepala Desa, Tokoh Agama dan masysrakat.

Wakil Gubernur (Wagub) Riau H. Edy Afrizal Natar Nasution, S.Ip mengaku Pemkab Rohul saat ini telah banyak melakukan pembangunan infrstruktur.

"Hari sebelumnya, Selasa kemarin saya juga pergi meninjau ke Pemakaman Raja-raja Rambah, disana saya melihat masjid yang tengah dibangun dan saya juga melihat jalan yang sudah mulai diperbaiki, tentunya akan sangat menunjang akses menuju lokasi," kata Edy.

Wagub Edy juga berterima kasih kepada Bupati Rokan Hulu yang mensupport pembangunan yang ada di sekitar Bagas Godang Rumah Adat Mandailing.

Dengan telah diresmikan Bagas Godang tersebut, Wagub Edy mengaku Rumah Bagas Godang ini memiliki banyak fungsi, selain untuk pertemuan, rumah Bagas Godang ini sebagai tempat untuk memecahkan masalah dan untuk musyawarah.

"Jadi Rumah Bagas Godang ini banyak fungsinya, selain tempat membicarakan persoalan-persoalan dan membangun silaturrahmi sekaligus tempat wisata sejarah, karena kita tahu disini ada makam Namora Suri Andung Jati yang sebenarnya beliau sudah ada di Bumi Lancang Kuning ini sejak 1418-1450 tepatnya di Rohul," katanya.

Tambah Wagub Edy, Ia berharap adat istiadat Mandailing Napituhuta ini tetap dilestarikan. Apalagi Indodnesia terbangun penuh dengan keberagaman dan kebhinekaan yang memiliki kekayaan dan potensi.

"Saya sebagai salah satu keturunan Marga Nasution, walau saya 37 tahun berada diluar, saya selalu tetap merasa bangga dengan keturunan saya, ini fakta yang ada itu orang tua kita ada sejak tahun 1400," jelasnya.

Ketika ditanya terkait bentuk perhatian Pemprov, Edy mengatakan Bagas Godang ini termasuk bantuan dari Pemprov dan juga dari Kementerian. kedepannya akan selalu komit dan memperhatikan Kabupaten Rohul.

"Artinya kedepannya akan kita perhatikan,  akan kita lakukan upaya pembangunan dan akan kita komunikasikan dengan Pemkab," katanya.

Wagub Edy yang diberi Gelar Sutan Gompar Parlindungan ini berharap seluruh masyarakat Rohul untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan adat dan budaya.

"Kita harapkan seluruh masyarakat Rohul mari bersama-sama kita jaga kelestarian ini, sebenarnya ada tiga makam raja godang, seperti di Kaiti, Batang Samo, Sungai Garingging, akses jalan kesana sudah mulai dibuka," ujarnya.

Edy berharap kedepannya Bagas Godang ini menjadi salah satu wisata sejarah di Rohul. "Kalau kita lihat Danau Toba wisata alamnya, terus diujungnya ada wisata sejarah, karena dipulau Samosir itu ada makam Sidabutar, disini juga ada makam Nasution, kita lihat potensi alamnya ada sungai Garingging dan air terjun potensi ini bisa kita hidupkan kedepanya," harap Edy.

Lanjut Edy, dari wisata sejarah ini kita padukan dengan wisata religi, karena Rohul memiliki Mesjid Islamic Center yang megah. Jika dipadukan ini menjadi potensi yang luar biasa.

Sementara itu, Bupati Rohul H. Sukiman berharap melalui tradisi adat mandailing Napitu Huta ini memberikan makna untuk terus mencintai, menjaga serta melestarikan sejarah dan nilai-nilai warisan budaya yang ada di Kabupaten Rohul.

"Kita bersyukur Bagas Godang yang telah diresmikan pak Wagub, Bagas Godang Mandailing ini bisa bermanfaat sebagai tempat atau pusat berkumpul atau bermusyawarahnya masyarakat adat untuk menyelesaikan segala persoalan dan permasalahan yang ada.

Hal ini berarti adat istiadat masih dipakai dan dijunjung tinggi dan berperan besar dalam masyarakat Mandailing Napitu Huta di Kaiti," ucap Sukiman.

Dengan demikian, tambah Sukiman, jika terjadi hal-hal lain di tengah-tengah masyarakat, nanti dapat diatasi oleh pemuka-pemuka adat yang ada di tengah masyarakat Mandailing, hal ini akan membantu Pemkab Rohul dalam mengatasi persoalan dan permasalahan sosial masyarakat. 

"Kami juga tetap memperhatikan masyarakat adat yang dibuktikan dengan pelatihan, pengembangan, memajukan seni dan budaya sampai kepada pembinaan kepada kelembagaan adat yang ada di masyarakat hal tersebut juga dilaksanakan oleh Pemprov terbukti dengan adanya pemberian anggaran untuk pembangunan rumah adat yang ada di Huta Haiti ini," terangnya.

Bupati Sukiman merasa sangat bangga atas selesainya pembangunan Bagas Godang dan telah diresmikan oleh Wagubri. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Pemprov Riau atas dibangunnya rumah Adat Bagas Godang ini.

"Semoga keberadaan bangunan ini dapat bermanfaat dan kembali menjadi saksi atas pengembalian keputusan-keputusan penting bagi masyarakat adat Mandailing khususnya di masyarakat Mandailing Napitu Huta".

"Kami berpesan kepada masyarakat agar merawat dan memelihara bangunan yang indah ini," katanya.

Tambah Sukiman, masyarakat memberikan penabalan adat kepada Wagubri merupakan orang yang berjasa dan mempunyai hubungan dekat sekaligus garis keturunan dengan pemimpin terdahulu termasuk Bapak Edi Afrizal Natar Nasution sebagai wakil gubernur Riau yang diberi gelar "Sutan Gompar Parlindungan.

"Kami mendoakan agar pak Wagub selalu amanah dalam memimpin Riau negeri yang kaya akan adat istiadat ini sekaligus kami yakin Bapak tetap akan ingat dan tidak akan melupakan Kabupaten Rokan Hulu Negeri Seribu suluk yang kita cintai ini," harapnya.

Bupati Sukiman juga mengucapkan selamat kepada menambahkan pengurus kerapatan adat Huta Haiti yang telah dikukuhkan. "kami berharap lembaga kerapatan adat Huta Haiti ini untuk menjadi jembatan penghubung antara masyarakat adat dan pemerintah Pemerintah ke masyarakat,"

"Sehingga dapat memberikan sumbangsih dalam rangka mengatasi persoalan-persoalan yang dapat diselesaikan sepanjang adat di tengah-tengah masyarakat juga mampu memberikan sumbangsih untuk memajukan masyarakat adat serta menumbuhkembangkan dan melestarikan adat adat istiadat Mandailing di Rohul di masa sekarang dan masa yang akan datang," pungkasnya. (Adv/Diskominfo Rohul)

Berita Lainnya

Index