Pasokan Tahu Dan Tempe Berkurang

Pasokan tahu dan tempe kepada pedagang di pasar tradisional di Kota
Surakarta, Jawa Tengah, terus berkurang selama sepekan terakhir.
Mahalnya harga kedelai impor yang kini masih berada di kisaran Rp9.300
sampai Rp9.400 per kilogram (kg) memaksa para perajin makanan itu
mengurangi jumlah produksi.
"Dua minggu lalu saya masih mendapatkan pasokan 40 sampai 50 batang
tempe bungkus plastik dan 250 tempe bungkus daun per hari. Tapi sekarang
paling banter 30 bungkus," kata Partini, 42, pedagang tempe di Pasar
Gede Harjonagoro, Selasa (10/9).
Keluhan senada juga dikemukakan pedagang lain, Nuraini, 33. Menurut dia,
sepekan terakhir pasokan tahu yang diperolehnya dari perajin berkurang
sampai 50% jika dibandingkan dengan sebelum kenaikan harga kedelai.
Ia mengaku semula biasa mendapatkan pasokan 100 potong tahu per hari.
Tetapi sekarang tinggal 50 potong. Itupun dengan ukuran yang lebih kecil
bila dibandingkan dengan biasanya.
"Kalau keadaannya seperti ini terus, bukan cuma perajin yang susah,
pedagang juga. Soalnya yang beli semakin berkurang. Banyak yang nggak
mau karena ukurannya semakin kecil," katanya.
Eny, 35, seorang pembeli yang ditemui di Pasar Legi berharap pemerintah
secepatnya bisa menurunkan kembali harga kedelai. Sebab imbasnya tidak
hanya dirasakan kalangan perajin dan pedagang, tetapi juga masyarakat
secara luas.
"Keliatannya hanya persoalan tahu tempe. Tapi kenyataannya yang
merasakan akibatnya banyak. Terutama kami yang penghasilannya pas-pasan
ini," katanya.