Erupsi Gunung Bromo Masih Tinggi, Alat Pemantaunya Hilang

Erupsi Gunung Bromo Masih Tinggi, Alat Pemantaunya Hilang

Metroterkini.com - Gunung Bromo masih terus bergejolak. Aktivitas erupsi di gunung yang terletak di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur ini belum menunjukkan penurunan sejak statusnya ditetapkan siaga oleh PVMBG pada Senin (26/9) lalu. Namun sayangnya saat aktivitas vulkanik masih tinggi, alat pemantau Gunung Bromo justru hilang.

"Peralatan pemantauan aktivitas Gunung Bromo milik PVMBG yang dipasang di Lautan Pasir, Dusun Cemorolawang Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo hilang pada Minggu (18/9/2016) sekitar pukul 18.00 WIB," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam rilisnya, Jumat (7/10/2016).

Menurut Sutopo, alat tersebut diletakkan di dalam box beton ukuran 1,5 x 2 meter dalam keadaan terkunci dan dilindungi pagar. Beberapa alat yang hilang adalah logger tiltmeter ts4200, POE, switch hub 8 port, regular solar panel, moxa serial to utp converter, looger gas sensor CO2, antena broadband, dan DC to DC converter. 

Hilangnya alat pemantau ini sangat berdampak pada keakuratan pemantauan Gunung Bromo. Proses pemantauan menggunakan metode deformasi dan geokimia tidak dapat dilakukan.

"Tingkat ketelitian pemantauan Gunung Bromo menjadi berkurang dibandingkan dengan periode sebelumnya," kata Sutopo.

Kepala PVMBG telah melaporkan hilangnya unit peralatan pemantauan Gunung Bromo itu kepada Kepala BNPB, Gubernur Jawa Timur dan Bupati Probolinggo. Menurut Sutopo, kejadian serupa pernah terjadi di beberapa daerah, baik alat pendeteksi banjir, longsor, tsunami, aktivitas vulkanik gunungapi dan lainnya.

"Pencurian, pengrusakan dan terbatasnya biaya pemeliharaan dan pemutakhiran peralatan adalah salah satu masalah dalam peringatan dini bencana," keluh Sutopo.

Sementara kondisi Gunung Bromo berdasarkan pemantauan dari pos Pengamatan Gunung api (PGA) Bromo di Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo maupun di kantor PVMBG-Badan Geologi Bandung pada dini hari tadi, pukul 00.00 - 06.00 WIB menunjukkan asap kawah teramati putih kelabu coklat kehitaman sedang-tebal dengan tekanan sedang. 

Tinggi asap berkisar 100-300 meter dari puncak kawah ke arah barat-utara. Seismik menunjukkan tremor amplitudo maksimum 0,5-12 mm dominan 1 mm. Gempa vulkanik dangkal 1 kali amplitudo maksimum 18 milimeter. Indikasi masih inflasi yang mengindikasikan masih ada suplai magma sehingga masih ada potensi erupsi Gunung Bromo.

Warga tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 2,5 km dari kawah aktif Gunung Bromo. Aktivitas di sekitar kawah Gunung Bromo dan Lautan Pasir juga harus ditiadakan. 

Wisatawan tetap dapat menikmati keindahan Gunung Bromo di luar radius 2,5 km. Wisatawan dari Pasuruan dapat melihat keindahan Gunung Bromo, Gunung Batok dan Gunung Semeru dari Tosari dan Penanjakan. Dari Probolinggo pemandangan dapat dilihat dari Ngadasari. Jika dari Lumajang dapat dilihat dari Argosari B29.

"Justru saat terjadi erupsi maka wisata erupsi dapat dinikmati dari tempat aman," terang Sutopo.[**detik]

Berita Lainnya

Index