Upaya Kesepakatan Damai Pemerintah Kolombia dan Pemberontak

Upaya Kesepakatan Damai Pemerintah Kolombia dan Pemberontak

Metroterkini.com - Pemerintah Kolombia dan gerilyawan Marxis pada Selasa (4/10/16) berada di Havana untuk kembali berunding setelah kesepakatan perdamaian hasil negosiasi berliku selama empat tahun ditolak dalam jajak pendapat rakyat Kolombia. 

Dalam pemungutan suara yang hasilnya menjadi bencana bagi Presiden Juan Manusel Santos, rakyat Kolombia menolak kesepakatan karena dianggap terlalu lunak terhadap pemberontak. 

Pemerintah mengatakan kepala juru runding presiden, Humberto de la Calle dan Sergio Jaramillo, kembali ke Havana pada Selasa dan melakukan pertemuan dengan kelompok Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) untuk melihat kemungkinan pembuatan kesepakatan baru.

Ibu kota negara Kuba, Havana, sejak 2012 menjadi tempat berunding bagi pemerintah dan kelompok pemberontak. Di kota itulah kesepakatan dicapai untuk mengakhiri perang 52 tahun di Kolombia, yang telah menewaskan sekitar seperempat juta orang. 

Proses untuk menyelamatkan kesepakatan kemungkinan akan panjang dan sulit. 

Menteri Luar Negeri Kolombia Maria Angela Holguin mengatakan bahwa keputusan untuk secara resmi kembali ke meja perundingan berada di tangan FARC. 

"Masalahnya adalah, sama seperti pemerintah yang melihat ada hal-hal yang bisa membuyarkan keinginan untuk mencapai kesepakatan, di pihak FARC juga ada. Jadi harus kita lihat apakah (FARC) mempunyai keinginan untuk membuka kembali perundingan," kata Holguin kepada para wartawan. 

Semua pihak, termasuk para pemilih yang menyatakan "Tidak", mengatakan mereka ingin mengakhiri perang dan kedua pihak bertikai telah melaksanakan gencatan senjata. 

Namun penentangan keras datang dari kalangan yang dipimpin mantan presiden bergaris keras Alvaro Uribe menyangkut dasar-dasar utama kesepakatan sebelumnya. 

Keberatan menyangkut jaminan kursi di kongres bagi FARC dan pemberian kekebalan hukuman penjara bagi para pemimpin kelompok pemberontak. 

Perundingan baru tampaknya akan tergantung pada apakah FARC bersedia menerima syarat-syarat yang lebih berat, mungkin ditambah dengan tuntutan yang melunak dari Uribe.

Setelah bertahun-tahun menolak untuk bertemu dengan para perunding, Uribe mengatakan bahwa sekarang ia bersedia mencari penyelesaian bersama, demikian dilansir antara. [**]

Berita Lainnya

Index