Sejumlah kalangan dan element masyarakat yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti mengaku prihatin dan mendesak kepada instasi terkait yang ada di daerah maupun pusat untuk lebih insentiv dalam melakukan pengawasan wilayah pulau pulau terluar dari masih maraknya aktifitas kapal kapal asing di perairan pulau rangsang yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka perairan Internasional.
Demikian disampaikan Fauzi Hasan, salah seorang Anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Meranti dari partai PAN Daerah Pemilihan( Dapil) wilayh Kecamatan Rangsang ketika di hubungi wartawan media ini melalui selulernya Kamis (01/03/12).
Pihaknya berharap agar adanya indikasi maupun laporan dari masyarakat nelayan terkait masih maraknya kapal kapal asing yang berkeliaran di peraiaran pulau rangsang hendakanya disikapi secara serius,terumana sekali dioptimalkan dalam melakukan pengawasan.
Guna melakukan pengamanan dan pengawasan wilayah pulau perbatasan menjadi tugas masyarakat untuk menjaga keamanan perairan Meranti dari gangguan asing. "Jika memang mereka benar benar sudah melanggar kedaulatan negara kita maka sudah sewajarnya instasi terkait lebih mengoptimalkan kinerjanya dalam melakukan pengawasan," kata politisi PAN.
Lanjut Fauzi, sudah menjadi tugas para penegak hukum untuk menindak lanjuti, agar terhindar dari konflik yang tidak diinginkan. "Mari kita bersama-sama menjaga ketentraman daerah kita ini, agar mereka tak semena-mena. Kita juga harus menjaga para nelayan karena mereka warga negara kita juga, yang harus kita lindungi. Karena maksud mereka yang sebernya kita tidak tau dan jangan seenaknya mereka mengerus seluruh kekayaan alam kita!!," imbuhnya.
Seperti disampaikan sebelumnya, Ketua Asosiasi Nelayan Pesisir Kabupaten Kepulauan Meranti, Ajis membeberkan sampai saat ini kapal-kapal asing khususnya kapal nelayan asal Malaysia dan Filiphina masih leluasa berkeliaran menjalankan pengerukan kekayaan ikan di perairan yang ada di sekitar Pulau Pisang Kecamatan Rangsang Meranti.
"Mereka masih terus mengeruk kekayaan alam di bawah laut kita ini dan para nelayan kita pun masih sering mengeluhkan kondisi ini. Untuk itu, kita berharap kepada instasi terkait untuk segera menindak lanjuti. Untuk itu, pemerintah segera mengambil tindakan nyata," ujar Ajis.
Kapal-kapal asing yang berukuran besar itu, setiap hari rutin melakukan penangkapan ikan di perairan Pulau Pisang yang jaraknya hanya 5 mil dari Pantai Pulau Rangsang. Parahnya lagi, keempat kapal nelayan berukuran besar asal Pontian Johor itu kerap melakukan pengusiran terhadap neyalan lokal. "Mereka sering mengejar kapal nelayan rangsang yang ukuranya lebih kecil. Ini selalu terjadi setiap hari," ungkap Azis.**def