RAPP Bersama Warga Penyengat Tanam Mangrove

RAPP Bersama Warga Penyengat Tanam Mangrove
PT RAPP bersama warga Desa Penyengat, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, melaksanakan kegiatan “Lestarikan Mangrove untuk Kehidupan” dengan cara melakukan rehabilitasi penanaman mangrove di sepanjang perairan sungai desa tersebut.

Acara ini sekaligus dalam rangka mendukung program pemerintah “Menanam Satu Miliar Pohon”. Program rehabilitasi tanaman mangrove di Desa Penyengat ini berlangsung Kamis, 19/2 lalu. Dalam acara tersebut, 1000 bibit mangrove yang sudah berumur 4,5 bulan dari total 10.000 bibit mangrove yang direncanakan, ditanam di sepanjang pinggiran sungai Desa Penyengat.

Bibit mangrove yang ditanam merupakan hasil persemaian yang dilakukan oleh warga sekitar sesuai dengan jenis mangrove yang bisa bertahan di daerah tersebut. Persemaian tanaman paling bagus dilakukan pada pertengahan tahun, karena merupakan masa untuk mangrove berbuah. Gerakan penanaman mangrove dilakukan guna mencegah luapan air sungai yang masuk ke dalam perumahan warga.

Direktur CSR RAPP, Amru Mahalli, mengatakan RAPP menyambut baik dan mendukung pelaksanaan program penanaman mangrove di Desa Penyengat. Kegiatan ini sangat positif dilakukan untuk mencegah abrasi guna menjaga lingkungan. Dalam acara “Lestarikan Mangrove untuk Kehidupan”, dia mengatakan bahwa semuanya bermula dari pendidikan yang baik. Pendidikan yang baik akan membawa karya bakti sosial yang baik pula. Ini semua untuk membantu pemerintah menanam semilyar pohon. Dari kegiatan ini, bisa menjadikan desa Penyengat sebagai Kampung Mangrove pertama yang membibit sendiri. Menurutnya, sebaiknya memang harus dibibit sendiri oleh warga sekitar daripada membeli dari luar.

Tanaman mangrove digunakan untuk mencegah abrasi air sungai. Hal ini sesuai dengan kondisi desa Penyengat, yang terletak di pesisir sungai. Selama ini, masih sedikit penduduk yang menyadari akan arti pentingnya mangrove untuk kelangsungan hidup. Berdasarkan data di lapangan, banyak ditemukan perusakan bakau dari imbas Jalur Ponton.

Kepala Desa Penyengat, Abet, menyebutkan dalam sambutannya bahwa gerakan penanaman ini baik adanya. Dan kegiatan ini diharapkan bisa terus berlanjut dan dimanfaatkan dengan baik. Dia menyebutkan bahwa mangrove hendaknya ditanam serapat mungkin agar air tidak masuk.

Selain itu, mangrove juga bisa dikembangkan potensinya yang lain. “Kita bisa menyeimbangakn biota air dengan lingkungan,” kata Amru. Tidak hanya terfokus pada hal-hal yang berhubungan pada usaha pengembangan mangrove saja, pembaharuan seperti menanam atau membibit sendiri tanaman mangrove adalah hal yang bagus, seperti yang terjadi di desa Penyengat.

Persemaian yang dilakukan sendiri oleh warga, diyakini sebagai yang pertama kali oleh Camat setempat karena selama ini untuk proses penanaman selalu mendapatkan bantuan bibit dari luar dahulu sebelum akhirnya mangrove ditanam. “10 tahun yang lalu warga desa Penyengat sudah mulai membibit, sebelum akhirnya bisa ada hari ini. Saya berharap masyarakat dan warga desa bisa merawat bibit-bibit yang telah ditanam,” tambah Abet dalam sambutannya.

Kegiatan penanaman ini, menggunakan tanaman mangrove berusia 4,5 bulan dengan tinggi sekitar 40-50 cm. “Sebulan tingginya naik 10 cm lah,” kata Amru.

Camat Sungai Apit, Murshal, juga mengatakan bahwa desa Penyengat adalah desa yang memiliki potensi, dimana penduduknya membibit sendiri tanaman mangrove untuk ditanam. Diharapkan lewat adanya kegiatan ini, koordinasi antara pemerintah dan swasta bisa terus berlanjut. Dia mengharapkan untuk bisa membentuk perkebunan mangrove di pesisir sungai, itu diawali dari desa Penyengat.

Batas wilayah pesisir di daratan ialah daerah-daerah yang tergenang air maupun yang tidak tergenang air dan masih dipengaruhi oleh proses-proses bahari seperti pasang surutnya sungai maupun angin. Sedangkan batas wilayah pesisir di sungai ialah daerah-daerah yang dipengaruhi oleh proses-proses alami di daratan seperti sedimentasi dan mengalirnya air.

Selain adanya gerakan penanaman mangrove, kegiatan lain yang dilakukan bersamaan adalah penyuluhan kesehatan gigi untuk SD. Sementara Manajemen RAPP yang hadir antara lain Amru Mahalli, Imron Rosyadi, Maringan VS , dan para karyawan yang membantu warga untuk menanam mangrove. Hadir pula Camat Sungai Api, Murshal, Kades Penyengat, Abet, Sekdes Penyengat, Abok Agustinus, dan perwakilan dari dinas kehutanan.**

Berita Lainnya

Index