Bentrok TNI - Polri Tak Perlu Dibesar-besarkan

Bentrok TNI - Polri Tak Perlu Dibesar-besarkan

Metroterkini.com - Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri, Irjen (Pol) Anton Charliyan meminta agar bentrok yang terjadi antara anggotanya dengan prajurit TNI tidak dibesar-besarkan. Kejadian yang terjadi Mako Brimob Samongan, Semarang itu diindikasi hanya kesalahpahaman sepele.

Anton juga menegaskan bahwa perselisihan antara anggota polisi dengan TNI tak menggambarkan hubungan kedua belah pihak. Terlebih, pimpinan dua lembaga itu punya hubungan yang harmonis.

"Satu anggota pun jangan terpancing, TNI-Polri perekat persatuan beri teladan ke masyarakat. Kalau hancur mau jadi apa bangsa?" ungkap Anton saat dihubungi wartawan, di Jakarta, Selasa (14/7/15) yang dilansir dari laman okezone.

Anton memandang, perselisihan yang terjadi hanya karena cekcok dalam antrean mesin ATM sangat memperihatinkan. Sebagai solusi, tidak perlu dicarikan siapa benar dan yang salah dalam kejadian tersebut.

"Kejadian ini sangat memperihatinkan, baik Polri dan institusi lainnya. Secara internal juga mengadakan islah antarpimpinan. Tidak perlu mencari siapa salah siapa benar, kalau begitu akhirnya akan mencari siapa menang dan siapa salah," tegasnya.

Diketahui, bentrok antara oknum TNI dengan Polri terjadi di Markas Brimob Simongan, Semarang. Saksi mata bernama YK menjelaskan bahwa kejadian pukul 02.00 WIB dinihari, Minggu 12 Juli 2015 itu terdapat tembakan sekira empat kali.

Saat itu, anggota TNI dari Penerbang Angkatan Darat (Penerbad) Kota Semarang, Jawa Tengah terlibat aksi kejar-kejaran dengan anggota Brimob di dalam Mako Brimob Simongan, Semarang tersebut.[okz]

Berita Lainnya

Index