8 Warga Meranti Lakukan Aksi Jahit Mulut di DPRD RI

8 Warga Meranti Lakukan Aksi Jahit Mulut di DPRD RI

Delapan dari 73 masyarakat Pulau Padang sudah melakukan aksi jahit mulut. Namun rekan dan keluarga yang melihat aksi nekat tersebut membuat suasana di depan Gedung DPR RI Senin (19/12/2011) siang, diiringi isak tangis.

Mereka tak kuasa, melihat rekan dan keluarga mulutnya ditusuk jarum hingga membungkam. Bahkan seorang warga yang merasakan pahitnya ditusuk jarum menangis histeris.

Warga melakukan aksi jahit mulut tersebut, merupakan aksi penolakan terhadap pemerintah agar segera mencabut SK. 327 Menhut/2009 dimana pemerintah khususnya Menteri Kehutanan segera mencabut izin jalan aktivitas PT. RAPP yang dianggapnya secara tidak langsung dapat mengancam kehidupan masyarakat Pulau Padang.

Pasalnya, kehidupan masyarakat sekitar tergantung akan potensi hutan yang menghasilkan kayu dan karet. "Demi Tuhan saya tidak takut melakukan aksi tersebut," kata kordinator Forum Komunikasi Masyarakat Penyelamatan Pulau Padang, Muhamad Ridwan, di depan gedung DPR RI.

Ridwan menambahkan aksi jahit mulut merupakan puncak kekesalan masyarakat Pulau Padang yang sudah menanti di depan gedung DPR sejak minggu lalu karena tidak pernah direspons pemerintah.

"Kami berjanji, kami tidak akan pulang sebelum tuntutan kami dikabulkan," jawabnya.

Menurut Sutarno, selaku Ketua Badan Koordinasi Antar Desa (BKAD) se Kecamatan Merbau kepada wartawan melalui selulernya, mengatakan bahwa, aksi tutup mulut dalam tiga hari terakhir setelah melakukanya pertemuan bersama dengan Dirjen Kehutanan RI yang dihadiri oleh sekjen Dirjen Kehutanan H Daryanto.

Beberapa poin penting, diantaranya sempena memperingati Hari Jadi Kabupaten Kepulauan Meranti yang ke-3, dari 83 warga dari tujuh desa se Pulau padang kecamatan Merbau. Aksi jahit mulut didepan kantor DPR-RI pusat ini, sebenarnya dilakukan oleh 10 orang, namun dikarenakan tidak adanya tim medis yang bersedia menjahit mulut para relawan, maka 8 relewan tersebut lah yang nekat menjahit mulutnya sendiri.

Diantaranya 8 aktivis ada diantaranya wanita,satu orang diantaranya adalah ustadz Busro yang sebelumnya pernah beberapa kali menjuarai MTQ tingkat Kabupaten Bengkalis maupun juara MTQ Kepulauan Meranti.**/apj

Berita Lainnya

Index