Demonstrasi PEGIDA Melawan Muslim di Jerman Terus Berlanjut

Demonstrasi PEGIDA Melawan Muslim di Jerman Terus Berlanjut

Metroterkini.com - Pada Senin (5/1), para pengunjuk rasa turun ke jalan di beberapa kota di Jerman, menentang tingginya angka imigrasi dan meningkatnya pengaruh Islam. 

Bertentangan dengan itu, Kanselir Jerman Angela Merkel menyebut aksi-aksi tu sebagai tindakan rasis.

Berawal dari kota Dresden, demonstrasi yang diselenggarakan oleh sebuah gerakan akar rumput baru yang dikenal sebagai PEGIDA atau Patriotik Eropa Melawan Islamisasi Barat, telah menjadi rutinitas minggu dalam beberapa bulan terakhir, terutama di kota-kota Jerman timur.

Sekitar 18 ribu orang - jumlah terbesar sejauh ini - turun ke jalan di Dresden, di Berlin dan Cologne, kota di wilayah barat Jerman pada Senin. Jumlah ini adalah yang terbesar sejauh ini.

Namun di Berlin dan Cologne, aksi yang menentang PEGIDA juga terjadi, meski kalah jauh dari segi jumlah demonstran. Mereka menuduh PEGIDA menprovokasi rasisme dan intoleransi.

Demonstran PEGIDA melambaikan bendera Jerman yang berwarna hitam, merah dan emas disertai poster bertuliskan slogan-slogan seperti "Melawan fanatisme agama dan setiap jenis radikalisme".

Satu poster di Cologne bertuliskan "kentang daripada kebab doner", sindiran terhadap tiga juta etnis Turki yang merupakan komunitas imigran terbesar di Jerman.

Jerman memiliki beberapa aturan suaka paling liberal di dunia, sebagian karena dipengaruhi masa lalu Jerman yang pernah dikuasai Nazi. 

Jumlah pencari suaka tiba di Jerman, kebanyakan dari Timur Tengah, melonjak menjadi sekitar 200 ribu tahun lalu - empat kali lebih banyak dari 2012.

Dalam pidato Tahun Baru minggu lalu, Merkel menyerukan warga Jerman untuk menghindari para pengunjuk rasa anti-Muslim, mengatakan hati mereka penuh dengan kebencian.

"Kita perlu mengatakan bahwa ekstremisme sayap kanan, permusuhan terhadap orang asing dan anti-semitisme seharusnya tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita," kata Merkel pada Senin di kota Neustrelitz.

Di Cologne, rumah bagi populasi besar umat Muslim, ada 10 kali lebih banyak kontra - demonstran PEGIDA. 

Di kota multi-etnis Berlin, sekitar 5.000 demonstran kontra PEGIDA mengalahkan sekitar 400 pengunjuk rasa anti-Muslim, kata polisi setempat. 

"Jerman adalah negara di mana pengungsi dipersilahkan masuk dan kaum mayoritas yang diam tidak harus tinggal diam melainkan turun ke jalan-jalan dan menunjukkan diri mereka," kata Menteri Kehakiman Heiko Maas di demonstrasi pro imigrasi di Berlin.

Katedral Cologne, salah satu ikon paling terkenal di Jerman, mematikan lampunya untuk protes aksi unjuk rasa anti-Muslim. Hal yang sama juga terjadi di Gerbang Brandenburg Berlin, di mana lampu dimatikan untuk gerakan solidaritas.

PEGIDA telah meresahkan stabilitas politik Jerman dan pada awalnya tampak akan membantu Alternatif Partai Eurosceptic untuk Jerman (AFD). Tapi AFD sendiri sudah mengalami perebutan kekuasaan internal dan sekarang terbagi lagi terkait bagaimana respon mereka dalam menangani gerakan yang diinisiasi oleh PEGIDA. [cnn]

Berita Lainnya

Index